4/07/2009

Pesan dari Nenek (Sing Sabar cu)

Tua renta tubuhmu
menandakan perjuangan hidup penuh liku
keriput didahimu
mengisyaratkan asam garam yang telah lalu
rapuh tulang mu
bertanda pengorbanan tulus mu
lihatlah dirimu nek
tak setegar dulu
kering kulitmu nek
tak sehalus dulu
"Sing sabar cu"
kata-kata tu terus berdengung ditelingaku
saat kau tenangkan aku dalam gejolak amarah dan nafsu
saat dunia mulai mengucilkan aku
"sing sabar cu"
kata yang membuat aku terbangun dari mimpi
mimpi akan dunia yang penuh ilusi
dunia yang telah kau tinggal kan kini
aku rindu akan pelukanmu
senandung sumbang mu
rindu senyum mu
diantara gigi-gigi yang tanggal tak hanya satu
nek
aku berjanji akan belikan kau baju
begitu yang aku ucapkan sedetik sebelum meninggalkan mu
baju nenek sudah usang dan bau
baju nenek sudah sobek di bagian bahu
kau tersenyum penuh haru
aku tahu kau takkan membiarkan aku melakukan itu
aku tahu kau akan bilang uang itu buat mu
buat jajan permen dan uang saku
aku tahu kau akan bilang itu
nek
saat ku rebahkan kepala di kedua paha mu
dengan lembut kau sentuh rambut ku
terlihat jelas kelelahan dan perjuangan mu
rambutmu yang sudah tidak hitam lagi
rontok oleh sampo dan matahari
nek
kata orang kita mirip
bagai seorang saudara karip
walau sering aku membantahnya
tapi aku tahu kelembutan dan keramahan mu ada
diantara sesak nafas dan batuk mu
sungguh aku melihat kokohnya batu karang dalam diri mu
diterpa guyuran hujan dan terik matahari dulu
diantara cuaca dan musimyang kau lalui dulu
nek
kini kemana cucu mu mau bermanja
saat diri mu tiada
kapan cucu mu denger petuah-petuah bijak
yang membuat mantap dalam melangkah tegak
kau tenagkan aku saat bergejolak
kau belai aku saat menangis dan berteriak
kau tegur aku saat aku salah dalam bertindak
kau marahi aku saat kau merasa aku terjebak
guyon lamamu mungkin usang
tapi senyummu selalu aku kenang
bau bajumu mungkin menyengat
tapi keramahan masih melekat
nek
aku ingat kata terakhir nenek sebelum pergi
kau jaga diri dan berbuatlah baik
karena budi baik akan menyelamatkan
itu selalu terkenang
nek
maaf jika saat terakhir nenek aku tidak bisa hadir
aku terlalu sayang dan tidak bisa terima
kalau orang yang paling sayang ma aku mesti dipanggil
aku belum sempat membalas janji
belum sempat melihat senyum mu tersungging lagi
belum sempat bawakan baju yang kau minta
saat sebelum aku pergi kesebrang sana
belum sempat belikan permen
yang dulu aku beli saat pulang sekolah
yang kita makan bersama saat panen
sambil duduk melepas lelah
nek
kau tentu tidak akan membiarkan air mata aku tumpah
karena aku tahu kau bilang laki-laki tidak boleh menyerah
tapi aku tak bisa membendungnya lagi
maaf nek bukannya aku melanggar janji
tapi aku tak tahu ini terjadi
maaf nek aku terlalu cengeng buat ini
bukannya aku lupa ajaran mu
tapi aku tak bisa menahan itu
aku tahu kau akan marah
melihat air mata ku tumpah
aku tahu kau benci sekali
lelaki cengeng yang hanya mampu menangisi
segala yang ia hadapi
nek
maafkan jika selama ini aku kurang ajar
bukan karena apa tapi aku rindu belajar
belajar sopan santun yang selalu aku tertawakan
karena bertentangan dengan masa yang dilewatkan
unggah ugguh tepo sliro tenggang rasa
yang dulu aku anggap guyonan semata
kini aku rasakan manfaatnya
nek
kini kau telah tenang disana
menjaga dan memelihara anak cucunya
dari seberang dunia yang berbeda
dunia yang katanya kekal disana
baik-baik disana nek
jangan bertengkar lagi sama kakek
doakan cucu mu cepat bersama
kaya waktu panen dan makan bersama
disaat kita kembali untuk mandi
kaugendong aku sampai terlelap
walau aku tahu kau lelah dan penat
nek
selamat jalan
hanya doa yang bisa aku panjatkan
nek
rindukan kami
agar senantiasa bahagia disini
selamt tinggal nek
selamat jalan nek
(Senin 6 april 2009, palembang)

0 komentar:

About Me

Foto saya
kuplak dalam bahasa jawa berarti kurang atau lebih tepatnya gila, ini aku gunakan karena kekurangan ku dalam merasakan kasih sayang dan perhatian, gila karena aku lebih memikirkan orang lain sampai lupa kepentingan dan kebutuhan aku sendiri

  ©Template by Dicas Blogger.