5/29/2009

Entah Apa Ini

Diantara mimpi-mimpi ku, aku hanya bisa berdiam diri membiarkan ia berlalu, berlalu bersama menguapnya embun pada daun hijau, daun yang kemarin malam bersenandung bersama angin pilu. Hilang sudah asa dalam hati, pikiran terbunuh mati, dalam kesepian, dalam kesendirian.
Malam selalu membawa sunyi, bukan hanya sepi tapi selalu saja sendiri, bulan yang bersinarpun tak dapat mengganti, mengganti apa yang telah terlewati. Aku hanya bisa berdiam diri, dalam hening malam gelap dan sepi.
Aku cuma bisa berharap, esok pagi akan ada cahaya yang membuat tegap, keluar dari sela-sela dinding pengap, pengap akan sesuatu yang selama ini membuatku terjerembab.
Semua yang aku harapkan perlahan sirna, perlahan meninggalkan aku, ditelan umur yang semakin menyiksa, meninggalkan sepi dalam pilu.
Akankah aku dapati lagi, mimpi-mimpi yang aku harapkan terjadi, badan dan pikiranku terlalu capek dalam kerasnya bebatuan hidup, yang menjadikan hidup semakin redup. Airmata telah banyak aku keluarkan, hingga kini kering tak dapat lagi meneteskan, akan kah ada tangan yang bantu aku untuk berdiri,berdiri dari keterpurukan ku ini. Semakin lama aku bertahan, semakin besar ia dalam pikiran, semakin jauh aku berlari, semakin cepat ia mendekati, kemana lagi aku mesti bersembunyi, karena tak ada lagi tempat untuk melepaskan semua mimpi, beban aku semakin berat, berat dengan apa yang terjadi.
Tuhan....
Apakah ini cobaan....
Apakah ini kutukan.....
Aku tak sanggup lagi untuk bertahan, bertahan dengan semua beban....beban hidup yang semakin mebuat aku lemah dan lelah....
Tuhan akankah ada jalan terang yang akan membuat aku kembali benderang, jalan yang bisa aku jalani dengan apa yang telah aku lalui, saat semua mimpi semakin lama semakin hilang.
Tuhan.....
Aku tak tahu harus bagaimana lagi......
Aku bingung, aku capek, aku lelah, aku benar-benar terpuruk

Read more...

5/21/2009

langit kembali mendung

kemudian langit mendung
dikala hati dilamda murung
dengan sejuta senjata yang membumbung
dia mencoba membuat tubuhku limbung
kemudian langit menjadi mendung
tatkala apa yang aku ingin kan tak menjadi kenyataan
semua mimpi hanya halusinasi kini
semua harapan lenyap tak tertahan
kemudian langit menjadi mendung
dan aku kembali terseok diantar berat beban
saat tubuh tak lagi bisa bertahan
semua sekarang menghilang perlahan
dan langit pun menjadi mendung
saat mentari pagi tak bisa lagi aku dapati
saat tenggelamnya pun tak bisa aku pandangi
semua hitam gelap dan mati
kemudian langit menjadi mendung
yang tertinggal hanya jejak langkah
meninggalkan luka akan lelah
lelah mengembara dalam dunia yang payah
payah menggapai apa yang tidak mungkin aku olah
dan langitpun menjadi mendung
seolah semua kembali menjadi gelap
sunyi senyap
sempit dan terperangkap
dan kemudian langitpun kembali mendung
entah apa lagi yang akan dia bawa
aku hanya bisa berbaring menunggu
menunggu air hujan jatuh
saat langit pun menjadi mendung

Read more...

5/18/2009

kawan kawan bumi

Kini aku kembali merasakan kaki ku berpijak pada bumi, setelah lama berkelana dalam dunia langit, dunia yang tak mungkin aku bisa menggapainya. Aku rasakan panasnya pasir menyengat setelah aku tahu bahwa awan yang menjadikan hujan tidak mampu lagi aku genggam. Aku rasakan kembali pancran matahari panas, setelah aku lelah terbang dalam kabut yang tak bisa aku lihat ujungnya. Kelelahan yang aku rasakan semakin menyesakkan dada, sementara tubuh aku tak lagi bisa tegak. Dunia langit terlalu tinggi dimana awan hanya fatamorgana seperti hal nya kabut yang semakin hilang jika didekati. Suatu alam yang kini aku pijak bukanlah alam yang asing, dimana orang2 tak lagi mengenal aku. Ini dunia ku, dunia yang lama aku tinggal kan. Dunia yang telah lama aku lupakan.
Aku kembali padamu teman, aku bukan orang asing, aku bukan orang baru, aku hanya selubung daging yang pernah sama kalian, sebongkah darah yang bercucuran bersama peluh kalian.
Aku ingin kembali kawan, tersenyum dan bercanda dengan kalian, menertawakan angkuhnya dunia kita, menertawakan cacian yang dialamatkan kepada kita. Aku rindu itu kawan.
Ingatkah waktu kita membuat nangis guru kita, bukan karena kita nakal kawan, tapi kita tidak tahan akan doktrinasi mereka, ini dunia kita, bukan dunia mereka.
Ingatkah waktu kita dihukum bersama menghormat pada bendera, bukan karena nasionalisme yang kita banggakan tapi karena tak tahan akan mentari yang membakar.
Ingatkah waktu kita ketakutan meloncat pagar, bukan karena kita bengal tapi karena kita ga tahan akan penjara tembok yang tinggi di sekitar kita.
dan ingatkah itu semua kawan........

Read more...

About Me

Foto saya
kuplak dalam bahasa jawa berarti kurang atau lebih tepatnya gila, ini aku gunakan karena kekurangan ku dalam merasakan kasih sayang dan perhatian, gila karena aku lebih memikirkan orang lain sampai lupa kepentingan dan kebutuhan aku sendiri

  ©Template by Dicas Blogger.